“Dan ini perlu penanganan khusus, karena ini merupakan program menuju Indonesia emas. Generasi penerus tidak akan mampu bersaing jika dari kandungan sudah kekurangan gizi,” kata Dandim.
Menurut Dandim, pihaknya akan mengerahkan Babinsa yang ada di nagori (desa) dan akan bekerjasama dengan stakeholder.
“Kita akan laksanakan sesegera mungkin sehingga kita bisa mencapai target 14% pada tahun ini,”kata Dandim.
Dalam kesempatan tersebut, Kepala BKKBN Provinsi Sumut diwakili Mai Debora Gultom menyampaikan, secara nasional sedang diupayakan Gerakan Intervensi Serentak dimulai sejak bulan Mei lalu.
Revitalisasi Posyandu dilakukan bulan Juni mendatang.
“Dalam hal ini jika target tidak mencukupi maka akan ada program jemput bola,”kata Mai.
Mai mengatakan, di Tahun 2024 di fokuskan kepada ibu hamil, anak di bawah 2 tahun, dan upaya komunikasi untuk perubahan perilaku juga memiliki dampak strategis dalam upaya penurunan stunting ke depannya.
“Strategi perubahan perilaku meliputi advokasi secara berkelanjutan di setiap tingkat masyarakat, memiliki dampak strategis dalam upaya penurunan stunting ke depannya,”terang Mai dihadapan para Camat, Dirut RSUD, Pimpinan BUMD, Kepala Puskesmas serta para pangulu se-Kabupaten Simalungun yang turut hadir.
Sebelumnya, Kadis Pengendalian Penduduk dan Kelurga Berencana (PPKB) Simalungun Gimrood Sinaga menyampaikan, rembuk stunting merupakan suatu langkah yang harus dilakukan untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi Pencegahan dan Penurunan Stunting dilakukan secara bersama-sama.
Berikan Komentar Anda