“Bagaimana kita bisa mengatur mulai masa tanam dan menjaga persediaan agar tidak terjadi Implasi, dan komoditas penyembuhan inflasi seperti Beras Tomat Bawang Putih,”sebut Pj Gubsu.
“Menurut data yang saya lihat, Simalungun surplus untuk beras dan menjadi Nomor 1 di 34 Kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Menjadi persoalan kita saat ini, defisit bawang merah dan bawang putih,”ucap Pj Gubsu.
Selanjutnya, Pj Gubsu mengatakan, perkembangan indeks ketahanan pangan Provsu Tahun 2021 mencapai 78.3 %.
“Dan pada Tahun 2022 turun di 71.22 %, ini lah yang akan kita bahas selanjutnya bagaimana kita memperbaiki ini,”kata Pj Gubsu.
Sementara itu, Bupati Simalungun saat menjadi narasumber dalam seminar tersebut mangangkat tema
“Program Pemerintah Daerah dalam mendukung Ketahanan Pangan di Daerah”.
Bupati Simalungun menyampaikan,Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah terluas di Sumatera Utara dengan jumlah penduduk sekitar 1 juta jiwa lebih, 70% sumber mata pencaharian masyarakatnya dari sektor pertanian.
“Ketahanan atau kesediaan pangan di Simalungun untuk saat ini sudah terpenuhi. Dan kami juga memprogramkan dana desa sekitar 35% untuk mendukung Ketahanan Pangan dengan jumlah desa 386,”jelas Bupati.
Disamping itu, Pemkab Simalungun juga terus berupaya dan selalu melakukan kajian bagaimana produksi pertanian di Simalungun jelas hilirisasinya. “Karena ini yang sering menjadi persoalan Pertanian kita di Sumatera Utara ini,”ujar Bupati.
Berikan Komentar Anda