Di Jorat Raja Siantar, dr Susanti bersama Erizal Ginting memanjatkan doa dan meletakkan bunga.
Untuk menghormati Raja Sangnaualuh Damanik, tidak hanya Forkopimda, sejumlah pimpinan OPD juga diminta untuk ziarah di Jorat Raja Sangnaualuh Damanik.
Acara juga diisi dengan pembacaan riwayat hidup Raja Sangnaualuh Damanik, seorang raja yang menolak tunduk kepada penjajah Belanda.
Seperti diketahui, Raja Sangnaualuh Damanik adalah raja ke-14 Kerajaan Siantar. Ia lahir tahun 1871 di Rumah Bolon (Istana) Raja Siantar di Pamatang, dan tutup usia 43 tahun.
Nama Sangnaualuh tak hanya dikenal di kalangan masyarakat Pematang Siantar dan Simalungun. Kiprah bangsawan yang satu ini juga dikenal hingga Bengkalis, Provinsi Riau. Raja Sangnaualuh Damanik memiliki delapan podah atau nilai luhur.
Sebagai ucapan syukur di usia Kota Pematang Siantar yang berusia 152 tahun, kegiatan diwarnai dengan pemberian Dayok Nabinatur.
Tuan Difi Sangnuan, cicit Raja Sangnaualuh selaku ahli waris Raja Sangnaualuh Damanik mengaku merasa bangga riwayat hidup oppung-nya dibacakan di peringatan HUT Kota Pematang Siantar.
Ia mengajak keluarga besar Damanik untuk bersama-sama dengan Pemko membangun Kota Pematang Siantar.
“Mari kita tunjukkan Kota Pematang Siantar itu bisa. Mari bergotong-royong. Lupakan kepentingan-kepentingan pribadi,” ajak Difi.
Berikan Komentar Anda