Hal lainnya yang menunjukkan dr Susanti konsisten melestarikan budaya Simalungun yakni senantiasa mengenakan pakaian adat Simalungun lengkap dengan Bulang (penutup kepala) di berbagai kesempatan, seperti hari besar nasional. Bahkan saat mengikuti karnaval dalam rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Medan di tahun 2023 dan 2024. Dan, tentu saja turut menampilkan budaya Simalungun. Begitu saja saat acara budaya di kegiatan Asosiasi Pemerintah Kota Indonesia (Apeksi). dr Susanti selalu menampilkan dan memperkenalkan budaya Simalungun.
Kemudian, dr Susanti selalu mendukung dan memberikan ruang untuk pertunjukan budaya Simalungun. Hubungan dan komunikasi dr Susanti dengan Sanggar Rayantara dan Sang Maestro Raminah Garingging terjalin baik, termasuk dalam upaya melestarikan budaya Simalungun.
dr Susanti bersama Ketua Dekranasda H Kusma Erizal Ginting SH juga bersemangat menghadiri pagelaran Simulasi Penampilan Sendratari Warna Simalungun, di Lapangan Parkir Pariwisata. Di acara tersebut, dr Susanti beserta Erizal menerima makanan khas Simalungun, Dayok Binatur, karena keduanya dinilai konsisten dalam melestarikan budaya Simalungun sebagai budaya lokal di Kota Pematangsiantar.
Dalam sambutannya, dr Susanti mengatakan, Pagelaran Simulasi Sendratari Warna Simalungun merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar bersama Sanggar Rayantara, serta mendapat dukungan dari Balai Pelestarian Budaya Wilayah II Sumatera Utara (Sumut). Juga dengan pihak SMA Kartika 1-4 Pematangsiantar, Komunitas Pecinta Pustaha Pentar Simalungun (Kopi Panas).
Berikan Komentar Anda