“Jadi bukan dikarang-karang. Alangkah baiknya jika kita tidak mengetahui ada pahlawan dari Pematangsiantar, yaitu Ricardo Siahaan dan Ismail Situmorang,” terang Erizal.
Erizal mengatakan, untuk edisi perdana bukunya tersebut telah dicetak 5 ribu eksemplar. Ia berkeinginan untuk mencetak kembali buku tersebut guna mengisi khazanah generasi muda agar memahami sejarah Kota Pematangsiantar, sejak era kerajaan hingga saat ini.
“Siantar penuh heroik. Masih banyak yang bisa digali. Terima kasih kepada Ibu Wali Kota dan Sekda yang telah memberi support dan spirit kepada tim kami. Kota ini penuh adat dan budaya. Banyak yang mau diceritakan. Biarkan sejarah itu bicara. Semoga film ini bisa menjadi pelajaran dan memberi manfaat bagi kita semua,” tukas Erizal.
Sementara itu, perwakilan Bank Sumut Cabang Pematangsiantar Arfan Siregar mengaku pihaknya sangat tersanjung bisa menjadi bagian dari acara Gala Premiere tersebut.
“Bank Sumut memberikan CSR tahun 2023 untuk membantu proses pembuatan film ini. Ini komitmen Bank Sumut dalam pelestarian sejarah untuk pengetahuan masyarakat. Agar kita memahami dan menjaga sejarah yang ada,” ujarnya.
Sedangkan sutradara film Siantar Hotel Berdarah, Ori Semloko menyatakan film tersebut sebagai media edukasi.
“Sejarah ketika difilmkan, maka daya penyampaian kepada masyarakat lebih mudah. Melalui film ini, aku menjadi tahu ada pahlawan dari Siantar yang gugur di Medan perang,” terang Ori.
Berikan Komentar Anda