dr Susanti juga menyampaikan Toleransi Sudah jadi Budaya di Pematang Siantar.Dalam kesempatan tersebut, dr Susanti mamaparkan, di tahun 2015 Pematang Siantar berada di peringkat pertama sebagai kota paling toleran di Indonesia. Tahun 2018, Pematang Siantar turun ke peringkat tiga. Selanjutnya di tahun 2019, merosot jauh ke peringkat 51. Nah, tahun 2022, Pematang Siantar naik ke peringkat 31.
“Naik 20 poin, dan ini akan terus kita kejar agar peringkatnya semakin baik lagi,” kata alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Yogyakarta itu, seraya mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang selama ini telah menjaga toleransi di Kota Pematang Siantar.
Sebelumnya, dr Susanti mengikuti barisan prosesi bersama Forkopimda dan Hamba Tuhan diiringi lagi Kumasuk Ruang Maha Kudus.
Ketua Pelaksana Perayaan Paskah Oikumene Kota Pematang Siantar Pdt Horas Sianturi dalam laporannya menyampaikan, sebagai rangkaian perayaan Paskah, pihaknya menyalurkan bantuan berupa sembako, kursi roda, dan gitar.
“Semoga acara berlangsung baik dan Pematang Siantar menjadi kota yang maju di bawah kepemimpinan dr Susanti,” kata Pdt Horas, di acara dengan Thema: Ia Mendahului Kamu ke Galilea, Jangan Takut (Matius 28:7, 10).
Sedangkan Ketua Umum Perayaan Paskah Oikumene Kota Pematang Siantar yang juga Dandim 0207/Simalungun Letkol Inf Hadrianus Yossy SB SI dalam sambutannya mengatakan, perayaan Paskah terlaksana berkat kerja sama seluruh pihak. Ia mencuplik thema Paskah, yakni Galilea sebagai tempat Yesus memilih murid-muridnya, serta empat Yesus melaksanakan mukjizat dan umat manusia mengenal Yesus.
Berikan Komentar Anda