Murid-muridnya banyak yang berasal dari Sondi Raya, Mangadai, Dolok Kasihan, Nagatongah, Simandamei, Tambahan, serta daerah/huta lain di wilayah kabupaten Simalungun.
Karena ada saja kendala, tidak jarang Guru Jason langsung menjemput murid-muridnya ke rumah masing-masing untuk berangkat ke sekolah dan belajar.
Tanggal 3 September 1928, Guru Jason bersama sejumlah tokoh Simalungun di Pematang Raya, mendirikan “Komite Na Ra Marpodah”. Ia diangkat menjadi ketua komite yang bertugas menerjemahkan buku-buku pendidikan ke dalam bahasa Simalungun (Rudang Ragi-Ragian).
Untuk kehidupan pribadinya, Guru Jason diketahui menikah dengan Maria br Damanik, tanggal 19 Juli 1916. Maria br Damanik merupakan putri dari Udung Damanik dan Bungairim br Saragih.
Dari pernikahannya, Guru Jason dan Maria br Damanik dikaruniai 10 orang anak, yakni 5 laki-laki dan 5 perempuan. Kesepuluh anak tersebut yaitu: Baraencius Saragih, Ronna Saragih, Maudin Saragih, Amir Saragih, Aben Saragih, Liana Saragih, Tohang Saragih, Leila Saragih, Osda Saragih, dan Delima Saragih. Saat ini, ke 10 putra-putri Guru Jason Saragih sudah meninggal dunia.
Setelah selama 43 tahun mengabdi sebagai pendidik, tanggal 1 Februari 1958 (usia 75 tahun), Guru Jason Saragih memasuki pensiun sebagai guru, meskipun dalam masa pensiun, namun Guru Jason tetap melakukan pengabdian untuk mengajar anak-anak, pemuda/i Simalungun mengingat jumlah tenaga pendidik yang masih terbatas pada masa itu. Pengabdian sebagai seorang guru, telah melahirkan banyak anak didik yang telah tersebar seantero Nusantara.
Berikan Komentar Anda