“Di tengah-tengah pergumulan gereja dan masyarakat, gereja tidak boleh menjadi ciut nyalinya atau mundur semangat pelayanannya. Gereja lutheran bersinergi bersatu padu dalam semangat reformasi untuk membawa aura baru dan semangat baru,” ujarnya.
Gereja harus berpihak kepada kaum lemah yang terpinggirkan di tengah-tengah masyarakat dalam pergumulannya seperti masalah-masalah sosial yang dihadapi masyarakat saat ini seperti judi online dan narkoba yang masih terus menjadi ancaman bagi jemaat.
“Gereja harus menyatupadukan semangatnya untuk memberi kekuatan bagi seluruh warga jemaat agar tampil sebagai gereja yang benar, tampil sebagai anak-anak Tuhan yang mendapatkan pembaharuan dan semangat yang baru di tengah-tengah kehidupannya sehingga gereja menjadi sarana yang memberikan kontribusi bagi pertumbuhan jemaatnya,” kata Pdt Deddy.
Perayaan Hari Reformasi Gereja ke – 507 dan Marharoan Bolon dengan tajuk “Gereja Hadir Untuk Mencari dan Menyelamatkan yang Terhilang” diinisiasi oleh berbagai denominasi gereja yang ada di Kota Pematangsiantar seperti Gereja GKPS, GKPI, HKI, HKIP, GPDI, GKI Sumut, Gereja Pentakosta Indonesia, Gereja Pentakosta dengan 7 nara sumber dari berbagai lembaga seperti pemerintah kota Pematangsiantar, pemerintah kabupaten Simalungun, BNN dan Polres Simalungun.
Pada momen tersebut sebanyak 8 Gereja dari berbagai denominasi yang ada di Kota Pematangsiantar bersama pemerintah daerah, BNN dan kepolisian berkomitmen untuk memberantas judi online dan peredaran narkoba di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun.(Sun/*)
Berikan Komentar Anda