Di wilayah Sisi Batas Labuhan ada 34.914 UMKM, dan mampu menyerap sebanyak 67,91 persen dari jumlah tenaga kerja se-Sisi Batas Labuhan.
Kapasitas ekonomi UMKM, lanjutnya, juga terus meningkat, terlihat dari sisi kredit, perkembangan kredit UMKM se-Sisi Batas Labuhan meningkat 11,4 persen (yoy) dari Juli 2022 sebesar Rp16,05 Triliun menjadi Rp17,89 Triliun di Juli 2023.
Terlepas dari segala potensi dan perkembangan yang ada, teridentifikasi empat masalah dan tantangan UMKM Indonesia ke depan. Pertama, adalah mempertahankan UMKM dalam ekosistem digital. Kedua, bagaimana dalam meningkatkan kapasitas, kualitas, dan produktivitas UMKM agar berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian dan perdagangan global. Ketiga, adalah memperluas akses keuangan bagi UMKM saat ini. Diketahui hanya 25 persen UMKM Indonesia yang memiliki akses keuangan, dan keempat, adalah kesadaran lingkungan dari ancaman global, di mana UMKM Indonesia perlu untuk menerapkan proses ramah lingkungan dalam produktivitas mereka.
Mengingat pentingnya peran UMKM dalam perekonomian, diperlukan sinergi antara BI dengan pemerintah, dinas, dan stakeholders lainnya untuk terus meningkatkan peran UMKM dalam perekonomian.
BI Pematang Siantar sendiri memiliki sekitar 82 UMKM binaan dan mitra yang didampingi perkembangannya. BI Pematang Siantar memiliki berbagai macam program untuk mengembangkan UMKM di Sisi Batas Labuhan, di antaranya program Wirausaha Bank Indonesia (WUBI) yang tahun ini sudah diselenggarskan untuk ketiga kalinya.
Berikan Komentar Anda