Ardi menambahkan sebelumnya masyarakat kaum Nasrani bingung karena tidak memiliki tanah wakaf dan harus membayar 5 s/d 7 juta setiap ada keluarga yang meninggal dunia. Lahan yang sempit juga membuat penggali kubur bingung saat membuat lubang kuburan.
Senada dengan Ardi, seorang anggota forum bermarga Siagian yang turut berjuang dalam proses pengadaan tanah wakaf mengungkapkan kebanggaannya terhadap kepemimpinan RHS. Menurut Siagian, RHS adalah figur pemimpin yang mendengarkan dan memahami aspirasi warganya. Ia berharap agar RHS dapat segera menyerahkan surat tanah wakaf tersebut kepada Forum 13 STM ini.
“Bangga sekali memiliki sosok seperti Pak RHS yang peduli kepada rakyat. Kami semua siap mendukung beliau dan berharap agar proses ini segera terealisasi,” ujar Siagian.
Sementara itu, Darwis, salah satu tokoh masyarakat di forum tersebut, menyatakan bahwa ia dan warga di kampungnya telah menyerahkan data dukungan kepada tim pemenangan RHS-AZI.
Menurutnya, RHS meski beragama non-Muslim, memiliki perhatian khusus terhadap kebutuhan kaum Muslimin di Kabupaten Simalungun. Hal tersebut tampak jelas dalam perjuangan beliau membantu menyediakan lahan untuk tanah wakaf, yang selama ini sulit diperoleh.
“Beliau tidak hanya sekadar berjanji, tetapi berjuang bersama kami, sehingga masalah kuburan yang tumpang tindih karena keterbatasan lahan bisa teratasi. Kami sangat bersyukur atas bantuan ini, dan kami yakin bahwa RHS-AZI adalah pasangan yang bisa membawa perubahan bagi Kabupaten Simalungun,” tutur Darwis.
Berikan Komentar Anda