Romy juga menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini rutin dilaksanakan sehingga manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas.
“Kami ingin menyampaikan terima kasih kepada tim pelaksana dari USU serta mahasiswa kedokteran gigi USU yang telah mempraktikkan langsung cara sikat gigi yang baik dan benar kepada anak-anak di sekolah ini. Kiranya program seperti ini dapat dilaksanakan kembali karena manfaat yang dirasakan sungguh luar biasa,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Sondang Pintauli menyampaikan beberapa poin penting tentang teknik dalam menyikat gigi untuk anak disabilitas sesuai dengan posisi duduk anak dengan orang tua atau guru yaitu teknik wheel chair, kasur/sofa, dan duduk di lantai.
“Teknik wheel chair artinya orang tua duduk di belakang kursi roda anak dan kemudian pegang rahang anak untuk mulai menyikat giginya, serta pastikan kursi roda dalam posisi terkunci. Teknik kasur/sofa artinya anak disabilitas dibaringkan pada bagian paha orang tua yang duduk di kasur atau pun di sofa, kemudian pegang kepala dan bahu anak dengan satu tangan, lalu mulailah kegiatan menyikat gigi. Sementara teknik duduk di lantai artinya membiarkan anak duduk di lantai, kemudian orang tua duduk pada kursi dan mulai menyikat giginya. Apabila anak tidak bisa diam pada posisi ini, biarkan lutut menjadi alat untuk menahan bagian bahu dan kepalanya,” ucap Prof. Sondang menjelaskan.
Berikan Komentar Anda