Mendekati akhir tahun, lanjut Muqorobin, kondisi inflasi di Kota Pematangsiantar tentu perlu menjadi perhatian bersama.
“Hingga Oktober 2024, inflasi tahun berjalan Kota Pematangsiantar 1,97% (ytd) dan merupakan tertinggi kedua se-Sumatera. Meskipun masih dalam target inflasi tahun 2024 sebesar 2,5% ± 1%, namun dengan capaian ytd yang mencapai 2% tersebut perlu mulai menyalakan sinyal peringatan dalam pengendalian harga di Kota Pematangsiantar.,” jelasnya
Untuk tetap berada pada target tersebut, kumulatif inflasi bulanan Kota Pematangsiantar November dan Desember 2024 harus dapat dijaga bersama di bawah 1,5%. Menyikapi hal tersebut, tentu penting untuk dapat menyusun perencanaan yang matang dalam menghadapi tekanan inflasi yang dapat terjadi pada momen Natal dan Tahun Baru
Berbagai strategi, sambungnya, perlu disiapkan bersama untuk pengendalian inflasi. Kegiatan seperti pelaksanaan pasar murah perlu dilakukan dengan perencanaan matang agar dampak yang dihasilkan secara masif. Perencanaan, terkait lokasi dan waktu pelaksanaan.
Selain itu, dukungan data dan informasi yang kontinu juga diperlukan agar upaya pengendalian harga dapat bersifat responsif terhadap perkembangan harga yang terjadi di masyarakat.
“Kegiatan seperti sidak pasar juga perlu dilakukan guna memastikan ketersediaan pasokan di pasar dan menghindari potensi adanya penimbunan komoditas bahan makanan. Pemantauan jalur distribusi dan potensi adanya kedatangan wisatawan atau masyarakat dari luar kota pada periode libur juga perlu diperhatikan karena dapat berdampak pada kelancaran pengiriman barang dan ketersediaan pasokan,” tukasnya.
Berikan Komentar Anda