Hal ini, kata wali kota perempuan pertama di Kota Pematang Siantar itu, sejalan dengan sikap dan perilaku pendiri Kota Pematang Siantar, Raja Sangnaualuh Damanik, yang tulus dan sukarela berbuat untuk masyarakat sampai akhir hayatnya.
“Hendaknya juga kita memaknai dan mampu melaksanakan falsafah Habonaron do Bona (kebenaran sebagai cikal bakal segalanya) dan bukan didorong oleh nafsu semata, serta Sapangambei Manoktok Hitei (seiring seirama menggapai tujuan,” jelas dr Susanti.
dr Susanti yakin dan percaya melalui momentum peringatan Hari Jadi ke-152 Kota Pematang Siantar tahun 2023, mengingatkan semua pihak bahwa kesejahteraan warga Kota Pematang Sianțar harus tetap diperjuangkan.
“Sebagai kota yang majemuk dan dihuni oleh berbagai suku, etnis, dan agama, kita harus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi di kota yang kita cintai ini. Kebersamaan dan gotong royong tentu harus tetap kita pupuk di Kota Pematang Siantar dan tentunya kita juga harus merawat dan melestarikan budaya lokal yang ada di Tanoh Habonaron do Bona ini,” sebut dr Susanti.
Sebelum menutup pidatonya, dr Susanti berharap peringatan hari bersejarah ini menjadi momentum bagi semua pihak untuk melakukan evaluasi terhadap yang telah dilakukan dan diberikan bagi Kota Pematang Siantar ini.
“Sehingga melahirkan momentum perubahan, bukan saja demi kepentingan pribadi, keluarga, dan masyarakat tetapi juga bagi nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. Mari kita berbenah menjadi lebih baik dan menjadi yang terbaik yang Insya Allah akan menghantarkan kita ke kota yang lebih bermartabat. Jauh dari segala fitnah dan adu domba dan senantiasa berprasangka baik,” pungkasnya.
Berikan Komentar Anda