“Saya selaku wali kota siap mendukung kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keagamaan kita. Inilah Kota Pematangsiantar yang penuh toleransi,” pungkas dr Susanti.
Sekretaris Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kota Pematangsiantar Chandra SE mengatakan malam Cap Go Meh merupakan hari ke 15 setelah perayaan Imlek.
Ia mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada dr Susanti dan Erizal Ginting beserta Forkopimda yang telah menerima pihaknya dalam penutupan rangkaian kegiatan Imlek.
“Dengan sambutan antusias luar biasa dari masyarakat Kota Pematangsiantar,” tuturnya.
Dengan adanya Pawai Barongsai, Chandra atas nama Walubi menginginkan agar kebudayaan dan tradisi tersebut bisa dinikmati seluruh kalangan di Kota Pematangsiantar.
“Kita juga apresiasi BOM’S yang dapat turut berperan,” sebut Chandra.
Ia menambahkan, Barongsai Vihara Avalokitesvara berdiri sejak tahun 2004 di Pematangsiantar. Dengan komposisi pemain multi etnis, bukan hanya Tionghoa.
“Kekuatan kita 2 naga dan 7 barongsai. Kita juga diundang tampil di club-club di Medan dan di Kaldera Toba. Kita membawa nama Kota Pematangsiantar. Dengan mengembangkan tradisi etnis Tionghoa,” ujarnya.
Kegiatan tersebut, lanjutnya, merupakan silaturahmi masyarakat Tionghoa dengan Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar.
“Pematangsiantar merupakan kota toleran di Indonesia. Mari kita sama-sama menjaga kerukunan di Kota Pematangsiantar,” ajaknya.
Berikan Komentar Anda