Diutarakannya, pelajaran berharga yang dapat diambil dari Raja Sang Naualuh Damanik adalah nasionalisme, mengayomi masyarakat, mengutamakan diplomasi, pendirian yang tegas, berani, bertanggung jawab, dan membangun.
“Perjuangan Raja Sang Naualuh Damanik dahulu merupakan rangkaian sejarah menuju Indonesia merdeka hingga seperti sekarang ini. Untuk itu, kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai sejarah. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah serta menghargai para pahlawannya,” terang Wesly.
Masih kata Wesly, walaupun diasingkan ke Bengkalis, Raja Sang Naualuh Damanik tetap mengirim kabar kepada rakyat di Kerajaan Siantar, agar tetap membangun semangat juang Habonaron Do Bona, yaitu kebenaran sebagai cikal bakal segalanya.
Raja Sang Naualuh Damanik wafat dengan meninggalkan ‘pesan’ yang menjadi motto Kota Pematangsiantar, yaitu Sapangambei Manoktok Hitei, seiring seirama dalam menggapai tujuan.
“Walau beliau sudah berada di alam yang abadi, tapi jasa-jasa beliau masih dikenang hingga sekarang ini,” ujar Wesly.
Wesly berharap kepada semua yang hadir, para keluarga, keturunan, dan ahli waris Raja Sang Naualuh Damanik dapat menjaga, memelihara, melestarikan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai perjuangan Sang Raja.
Tak lupa, Wesly mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis atas sambutan dan layanan kepada Pemko Pematangsiantar untuk berziarah ke makam tokoh, pendiri, dan Raja Siantar, sebagai rangkaian memeringati Hari Jadi ke-154 Tahun Kota Pematangsiantar.
Berikan Komentar Anda