“Oleh karena itu, kita semua harus lebih semangat dalam berkolaborasi dan bersinergi melakukan percepatan penurunan stunting, mencapai target RPJMD yaitu prevalensi stunting 8,96 persen untuk Kota Pematang Siantar di tahun 2024,” sebut mantan Direktur RSUD dr Djasamen Saragih Pematang Siantar itu.
dr Susanti menjelaskan, Rembuk Stunting tersebut merupakan bagian dari delapan aksi integrasi yang akan memperkuat efektivitas intervensi penurunan stunting. Dimulai dari analisis situasi, perencanaan, pelaksanaan program, penguatan regulasi, pembinaan pelaku dan pemerintahan kelurahan, penguatan manajemen sampai review kinerja tahunan percepatan penurunan stunting.
“Rembuk Stunting ini kita lakukan untuk memastikan integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara seluruh komponen yang ada baik pemerintah daerah, pemerintah kelurahan, lembaga non pemerintah dan masyarakat,” ujar wali kota perempuan pertama di Pematang Siantar tersebut.
Sebagai wujud komitmen bersama antara semua pihak, dr Susanti akan melakukan penandatanganan komitmen bersama dalam penanggulangan dan percepatan penurunan stunting yang terintegrasi di Kota Pematang Siantar tahun 2023.
“Komitmen bersama ini bukan saja di atas kertas, tapi benar-benar dilaksanakan dengan sepenuh hati karena kita akan membangun Kota Pematang Siantar melalui pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Ini menjadi tugas dan tanggungjawab kita semua di dalam memaksimalkan sesuai SK Tim Penanggulangan dan Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tahun 2023,” sebut dr Susanti.
Berikan Komentar Anda