Melalui Synode Tahunan ke-75 GPI ini, wali kota perempuan pertama di Pematang Siantar itu juga berharap hendaknya dapat membawa gereja kepada perwujudan pembaharuan yang bersinergi dengan berbagai perkembangan dan dinamika kehidupan masyarakat yang semakin berkembang.
“Semoga dengan dilaksanakannya Synode Tahunan ke-75 GPI ini, akan dapat menyumbangkan pemikiran-pemikiran baru dalam meningkatkan partisipasinya untuk mengisi kegiatan pembangunan keagamaan maupun sosial kemasyarakatan,” sebut dr Susanti.
Masih dalam sambutan tertulisnya, dr Susanti menambahkan, Pemerintah Kota (Pemko) Pematang Siantar senantiasa memberikan ruang kebebasan bagi setiap pemeluk agama untuk menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya.
Menurut dr Susanti, di beberapa kesempatan, dirinya sebagai wali kota senantiasa menghadiri kegiatan dan perayaan keagamaan, untuk menunjukkan sebagai orang yang beragama, harus menjadi penebar rahmat, penebar rasa peduli, serta mampu menjaga persaudaraan, persatuan, dan kedamaian.
“Tentunya, saya dan kita semua menginginkan Kota Pematang Siantar selalu rukun, damai, serta kondusif. Karena itulah modal untuk membangun Kota Pematang Siantar yang Sehat, Sejahtera, dan Berkualitas,” terangnya.
dr Susanti juga menilai pentingnya semua pihak untuk terus menjaga toleransi beragama. Apalagi, Pematang Siantar telah dikenal sebagai Kota Toleransi yang harmonis di tengah kemajemukan masyarakatnya. dr Susanti pun menilai, sangat penting sinergitas tiga pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu pemerintah, agama, dan adat dalam menciptakan kehidupan yang damai dan tenteram.
Berikan Komentar Anda